Assalamualaikum Wr. Wb.

bergabunglah dengan kami untuk saling berbagi ilmu sehingga kita menjadi lebih tahu dari sebelumnya..

Cari Blog Ini

Jumat, 10 September 2010

Ringkasan KIT tentang Perubahan Granula Pati MOCAL

Perubahan Granula dari Pati MOCAL (Modified Cassava Flour) sebagai Akibat Fermentasi Spontan
Febtu Arisandi, S.TP. *)

MOCAL (Modified Cassava Flour) adalah produk turunan dari tepung singkong yang menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong secara fermentasi, yang menghasilkan karakteristik yang khas, sehingga dapat digunakan sebagai food ingredient dengan skala sangat luas. Modifikasi proses pembuatan tepung singkong digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat fungsional tepung singkong yang dihasilkan, sehingga sifat-sifatnya mendekati tepung terigu, beras dan tepung-tepungan lainnya, dalam hal ini adalah MOCAL. Proses modifikasi yang dilakukan adalah dengan cara fermentasi spontan, perlakuan ini menyebabkan perubahan struktur pati yaitu granula. Selama proses fermentasi dimungkinkan terjadi perombakan struktur pati yang berpengaruh terhadap perubahan struktur granula. Perubahan ini dimungkinkan berpengaruh terhadap karakteristik MOCAL yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh lama fermentasi terhadap perubahan granula pati MOCAL yang meliputi bentuk, ukuran dan sifat fisiko-kimia untuk memperjelas landasan ilmiah dari produk ini. Oleh karena itu untuk mendukung dan memperjelas landasan ilmiah produk ini perlu adanya suatu kajian ilmiah yang mengamati perubahan granula dari pati MOCAL selama proses fermentasi.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati perubahan granula pati MOCAL yang meliputi bentuk, ukuran dan sifat fisiko-kimia. Bahan yang digunakan adalah ubi kayu varietas paroka yang didapatkan langsung dari petani dari Kabupaten Lumajang yang berumur antara 7-9 bulan. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, dimulai bulan Februari sampai dengan Juni 2009. Dalam rancangannya dilakukan proses pembuatan MOCAL dengan variasi lama fermentasi 0, 6, 24, 30 dan 48 jam, kemudian dilanjutkan dengan analisis fisiko-kimia terhadap MOCAL yang dihasilkan. Pengolahan data penelitian menggunakan metode deskriptif. Untuk mempermudah interpretasi data hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik dan histogram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses fermentasi terjadi perubahan granula pati MOCAL yang meliputi perubahan bentuk granula dari bulat beraturan menjadi bulat tidak beraturan dan ukuran diameter granula semakin kecil seiring lama fermentasi. Kadar pati menurun seiring lamanya fermentasi, jumlah amilopektin mengalami penurunan yang menyebabkan peningkatan jumlah amilosa. Hal ini menyebabkan gula reduksi pada perlakuan DMSO mengalami penurunan dan total gula meningkat seiring lamanya fermentasi. Hal tersebut terjadi dikarenakan selama proses fermentasi mikroba merombak struktur pati dengan menghasilkan enzim selulase dan amilase. Aktivitas enzim ini akan merubah struktur granula pati dari MOCAL sehingga terjadi perubahan granula yang meliputi bentuk, ukuran dan sifat fisiko-kimia MOCAL yang dihasilkan.

*) Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember

Kamis, 09 September 2010

Renungan

KETIKA TUHAN BERKEHENDAK MEMBERI TANDA AKAN KEBESARANNYA (MENGAJAK KEMBALI KE JALAN PENUH CAHAYA)

Ketika Hidup mulai berawal ketika kita terlahir di dunia, tugas dan amanat sebagai makhluk Tuhan dan Manusia sosial mulai menanti kita. Hidup bukan sekedar menarik nafas setiap detik, tetapi lebih ditekankan pada apa yang telah kitasumbangkan setiap detiknya. Mulai dari untuk diri sendiri dan juga orang lain memberikan sesuatu yang bisa membuat hidup jadi lebih baik. Baik bukan karena materi dan penghargaan tetapi baik karena itu menjadi yang berarti bagi kitasemua, karenanya kita selalu tenang, tentram, bahagia dan selalu SURVIVE, "Life Not Be A Live But Live Is Life".

Dunia menjadi cukup luas apabila kita selalu menjalin rasa persaudaraan dimana kita selalu berada, tetapi dunia akan menjadi sempit apabila kita selalu menebar musuh dimana kita berada. Bukan sekedar menghargai dan menghormati dengan menunduk dan berucap, tetapi lebih ditekankan untuk selalu berbagi dan tanggap akan segala yang terjadi disekitarnya. Berbagi dan tanggap akan kejadian akan memberikan suatu titik tolak untuk selalu merasa hidup berkeluarga dan berbagi rasa akan suka dan duka.

Kawan dengan mendengar segala yang terjadi disekitar kita mungkin kita akan selalu ingat pada Zat yang selalu melihat dan menjaga kita yaitu Sang Khalik Tuhan YME. Kejadian demi kejadian telah mengukir di persada Bumi, bukan sebagai suatu ukiran yang patut dibanggakan tetapi patut untuk diresapi akan makna dari setiap ukiran ini. Ini apakah sekedar ukiran biasa ataukah memiliki arti tersendiri yang patut untuk direnungkan. Coba kau katakan pada kawan disampingmu apakah mereka tahu akan arti ukiran itu, ataukah mereka hanya mampu meneteskan setiap tetes air dari tubuhnya, atau mereka mampu mengartikan artinya dengan merasa telah datang suatu tanda dari suatu harapan untuk kembali kepada sang pencipta dengan bertafakur memohon ampun akan segala kefakiran diri dan kekhilafan yang telah diperbuat.

Kawan dari semua runtutan kata ini taukah engkau ukiran apa yang ku maksud? Ukiran membuat dirimu berhenti sejenak dengan segala fikiran, merasakan setiap detak jantung tiap detiknya, henti sejenak untuk sekedar mengenal arti kehidupan. Jika engkau tahu katakanlah pada kawan disebelahmu, kabarkan pada mereka tentang cerita dunia ini. Cerita dunia yang bukan hanya ada di luar tubuh tetapi lebih tertancap pada lubuk hati setiap insan ber-Tuhan. Setiap insan yang selalu membasahi lisan dengan nama Tuhan, insan yang selalu mengucap syukur dengan hati dan tangannya, insan yang selalu sadar akan segala noda diri akan lumuran dosa, insan yang selalu merasa kecil di depan Tuhan. Kesadaran akan sebuah ukiran yang mulai membekas dan menoreh disetiap jengkal langkah kaki dan mata memandang, ukiran yang membuat tiap insan berucap "Allahu akbar, Laillahaillah"
Ukiran ini adalah goresan tangan Sang Maha Kuasa untuk mengingatkan kita akan semua kesalahan kita, seakan mengatakan kepada kita semua untuk segera kembali pada Cahaya Kebenaran, Cahaya yang mampu memberikan suatu penerangan pada setiap insan agar mereka tidak mengalami suatu kegelapan disetiap langkahnya.

Untuk Mengenang Kembali Peringatan Tuhan YME yang Membuat kita Sadar Untuk Segera Kembali :
1. 24 Desember 2004 : Tsunami di Banda Aceh, Sumatra_Indonesia, Filiphina dan Negara2 di Asia
2. 01 Januari 2006 : Longsor dan Banjir di Panti, Jember,Jawa Timur dan Tarumanegara, Jawa Barat
3. 27 Mei 2006 : Gempa Bumi di Jogyakarta dan Jawa Tengah, Indonesia
4. 17 Juli 2006 : Gempa dan Tsunami di Pengandaran,Ciamis,Jawa Barat dan Jawa Tengah
5. Semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur

Jumat, 03 September 2010

Lambang Gudep 01.01/01.02

ARTI KIASAN LAMBANG PRAMUKA SMPN 1 JEMBER
  1. Bendera Bertuliskan SPASA berwarna putih melambangkan nama pangkalan yang selalu ingin menjadi yang pertama dan utama, selalu berkibar dan berkiprah dalam setiap kegiatan, dengan ketulusan hati yang suci.
  2. Angka romawi XXI melambangkan generasi atau dinasti yang ingin menuju suatu masa perubahan dengan menjadi yang terdepan dan maju dengan segala kemampuan dan kiprahnya.
  3. Tongkat Bertali sebagai salah satu senjata utama pramuka melambangkan suatu kesinambungan dalam bekerja. Secara terpisah juga dapat berarti, tongkat yang lurus dan panjang berwarna coklat berarti suatu perjuangan menuju ke hal yang lebih baik, kekuatan pasukan dalam berjuang, keteguhan hati dan semangat serta keluhuran budi pekerti yang selalu mampu berbaur dengan masyarakat. Tali berwarna hitam yang membentuk simpul dan ikatan berarti keinginan yang kuat dan teguh untuk menuju pasukan yang satu dan solid menuju yang terdepan.
  4. Angka 01.01/01.02 berwarna hitam melambangkan nomor gugus depan Pramuka SMPN 1 Jember yang berarti satuan terpisah putra (01.01) dan putri (01.02) yang bersama-sama maju menjadi yang terdepan dengan mantap.
  5. Padi dan Kapas berwarna kuning keemasan melambangkan kemandirian anggota Pramuka SMP 1 Jember dalam terus berjuang menjadi yang terdepan. Selain itu juga berarti suatu harapan untuk menjadi pasukan yang mampu berdaya guna bagi masyarakat.
  6. Bunga Leli dan Semanggi melambangkan suatu harapan untuk selalu menjadi pasukan yang cermat, hemat dan bersahaja. Pola pada bunga leli berwarna merah gradasi kuning dengan 6 sudut yang meruncing tegas melambangkan suatu ketegasan dalam menentukan arah dan tujuan organisasi dengan tetap mempertahankan keluhuran budi pekerti,. Pola pada bunga semanggi berwarna biru muda gradasi biru tua melambangkan suatu keterbukaan diri anggota dalam bergaul dan bersaudara tanpa membedakan satu dengan lainnya dengan tetap berpegang teguh dengan norma masyarakat.
  7. Lambang Tunas Kelapa berwarna coklat tua melambang dasar, asal dan tempat menempa diri yaitu Gerakan Pramuka yang memiliki arti sebuah awal mula suatu generasi yang akan selalu mempersiapkan diri untuk mengabdi dan berbakti pada masyarakat.
  8. Pita berwarna orange dengan kedua ujung berwarna kuning dengan gradasi merah bertuliskan DIPRASTU seakan terbang melambangkan suatu harapan dan keinginan untuk menjadi yang terdepan dibawah bendera DIPRASTU (Dinasti Pramuka SMP Negeri 1 Jember) yang akan terbang tinggi dengan ketegasan dan keluhuran budi dalam setiap diri anggotanya.
  9. Tulisan DIPRASTU berwarna hitam melambangkan nama dinasti yang akan terus beregenerasi dengan kekuatan kebersamaan dan keinginan terus mengabdi pada Gerakan Pramuka SMPN 1 Jember.

Lambang DIPRASTU Bersaudara

ARTI KIASAN LAMBANG DIPRASTU BERSAUDARA
  1. Perisai berbentuk jantung dua lapis berwarna coklat muda gradasi putih melambangkan suatu denyut kehidupan yang akan selalu memberikan semangat untuk selalu berkarya dan mengabdi pada setiap generasi dan dinasti tanpa terputus.
  2. Tulisan SCOUTS BROTHERHOOD berarti adanya suatu semangat persaudaraan dalam pramuka dengan menyebut diri sebagai satu keluarga dengan ikatan Adik – Kakak.
  3. T O B melambangkan harapan disetiap anggota untuk membawa setiap generasi menjadi yang pertama dan utama dalam setiap langkahnya.
  4. 21F95 melambangkan hari dicetuskan atau dikenalnya istilah DIPRASTU yang berarti 21 Februari 1994.
  5. Bunga Leli dan Semanggi melambangkan suatu harapan untuk selalu generasi yang cermat, hemat dan bersahaja. Pola pada bunga leli berwarna merah gradasi kuning dengan 6 sudut yang meruncing tegas melambangkan suatu ketegasan dalam menentukan arah dan tujuan organisasi dengan tetap mempertahankan keluhuran budi pekerti,. Pola pada bunga semanggi berwarna biru muda gradasi biru tua melambangkan suatu keterbukaan diri anggota dalam bergaul dan bersaudara tanpa membedakan satu dengan lainnya dengan tetap berpegang teguh dengan norma masyarakat.
  6. Lambang Tunas Kelapa berwarna emas bergaris hitam melambang dasar, asal dan tempat pernah menempa diri yaitu Gerakan Pramuka yang memiliki arti sebuah awal mula suatu generasi yang akan selalu mempersiapkan diri untuk mengabdi dan berbakti pada masyarakat.
  7. Sayap berwarna emas dengan jumlah bulu 9 kanan kiri melambangkan suatu kasih sayang dan kebersamaan untuk senantiasa melindungi, mendidik dan mengayom disetiap generasi dan dinasti. Dua Sayap berwarna emas yang dihubungkan dengan pita bertulis “SEDIA-WIBAWA-BAKTI” melambangkan suatu motto, semangat dan pedoman DIPRASTU untuk selalu siap SEDIA untuk bekerja dan belajar dengan keWIBAWAan yang dimiliki setiap generasi untuk berBAKTI kepada Pramuka SMP Negeri 1 Jember.
  8. Pita berwarna orange dengan kedua ujung berwarna kuning dengan gradasi merah bertuliskan DIPRASTU seakan terbang melambangkan suatu harapan dan keinginan untuk menjadi yang terdepan dibawah bendera DIPRASTU (Dinasti Pramuka SMP Negeri 1 Jember) yang akan terbang tinggi dengan ketegasan dan keluhuran budi dalam setiap diri anggotanya.
  9. Tulisan DIPRASTU berwarna hitam melambangkan nama dinasti yang akan terus beregenerasi dengan kekuatan kebersamaan dan keinginan terus mengabdi pada Gerakan Pramuka SMPN 1 Jember.

Jumat, 26 Maret 2010

Intisari Kitab Al Hikam

Pasal 1 : Ketentuan Dari Yang Maha Menentukan

1. Berkurangnya Harapan Ketika Gagal 
          Apabila kita memiliki anggapan bahwa segala sesuatu yang kita petik di dunia ini atas jerih payah sendiri, maka kita berarti membanggakan diri terhadap kemampuan kita. Kita akan menemukan penyesalan apabila gagal. Kita akan menyesal apabila hasilnya tak sesuai harapan kita.
          Kita sering lupa bahwa dibalik daya upaya diri kita itu ada kekuatan yang Maha Dasyat. Kekuatan Yang Berkuasa dan menentukan harapan-harapan kita. Apabila hati kita jernih, maka kita akan melihat bahwa asal penyebab di balik jerih  payah yang kita lakukan dan hasil yang didapat hanyalah dari ALLAH semata.
           Kenyakinan ini haruslah tertanam dalam hati, agar ketika kita masuk dalam permainan dunia ini terantuk batu sandungan; GAGAL!!! Begitu juga sebaliknya apabila kita BERHASIL dalam mencapai harapan, maka kita tidak akan khufur nikmat.
           Kebanyakan dari kita lupa diri. Kita menyangka bahwa semua harapan itu dapat kita usahakan dengan kekuatan kita sendiri. Karenanya ketika sudah mendapat kenikmatan hidup, kita menjadi berbangga diri, pongah, jumawa. Kita ingkar terhadap nikmat yang dirasakan. Kita lupa bahwa yang menentuka semua itu adalah ALLAH SWT. Tanpa campur tangan-NYA tak mungkin dapat mencapai kenikmatan itu.
         INGATLAH!! jika kita lupa bahwa takdir ALLAH itu sangat mempengaruhi jerih payah kita, maka kita pasti kecewa ketika menemui kegagalan.
         Tetapi apabila kita sadar terhadap adanya penyebab kegagalan di balik usaha, maka kegagalan akan kita pandang sebagai peringatan guna memperkuat kesadaran dalam berkehendak. Orang yang mengaku bertakwa dan mencari ridho-NYA, tentu menyandarkan harapannya kepada Yang Maha Mengabulkan cita-cita. Karena disetiap kehendak dan harapan kita selalu ada campur tangan ALLAH dalam pewujudannya.
2. Terimalah Yang Telah Dia Berikan
         ALLAH SWT tidak hanya menciptakan kehidupan akhirat. ALLAH juga menciptakan kehidupan duniawi. Kita terlalu terbenam dalam rutinitas ritual-ritual yang justru menghabiskan umur dengan sia-sia, tak bermanfaat bagi sesama manusia. Kita berkeinginan dekat kepada ALLAH, lalu duduk berlama-lama memutar biji tasbih, terpekur sampai tengkuk terasa kaku. Kita memperbanyak amalan-amalan sunah, sampai-sampai yang wajib kita lupakan.
        Sikap seperti ini pertanda kita hanya mengejar kehidupan akhirat belaka. Kita melupakan hak dan kewajiban sebagai makhluk di muka bumi. Padahal ALLAH menjadikan manusia sebagai khalifah, sebagai pengatur dan penguasa dunia.
       Kita lupa bahwa diri kita punya hak dan kewajiban untuk memiliki istri dan anak, mencari nafkah dan bergaul dengan sesama. Jika kita bersikap mementingkan diri sendiri karena memburu akhirat, maka kita akan melupakan kewajiban terhadap sesama manusia, terhadap anak dan istri kita dan terhadap orang-orang di sekitar kita.
       Atau justru sebaliknya, kita tidak memikirkan akhirat sama sekali, hanya sibuk mencari dan mengumpulkan kekayaan. Siang dan Malam membanting tulang, tak henti-hentinya mengumpulkan energi dan memeras keringat. Semua itu dilakukan untuk mencapai kenikmatan duniawi. Ingatlah, ALLAH tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menyediakan akhirat.
        Jika kita tenggelam dalam lautan duniawi belaka, lalu mana persiapan untuk akhirat kita? Kenikmatan hidup di dunia ini hanya sekejap. Bagaikan musafir yang singgah di bawah sebuah pohon untuk berteduh.
       Sebagi seorang yang bermata hati, hendaknya jangan mementingkan urusan akhirat saja. Karena keinginan itu merupakan keinginan hawa nafsu. Sebaliknya, jangan pula mementingkan urusan duniawi. Itu pun merupakan keinginan hawa nafsu.
      Orang-orang yang tajam penglihatannya, tentu dapat mengatur keseimbangan antara kepentingan akhirat dan kehidupan duniawi. Masing-masing mendapatkan porsi yang sama dan seimbang. Orang-orang ini sadar bahwa ALLAH telah menyediakan kenikmatan duniawi yang harus dicapai dengan jerih payah. ALLAH juga menjanjikan akhirat yang harus diraih dengan jerih payah pula. Karenanya, dalam masalah ini yang terpenting adalah diperlukan sikap untuk berserah diri kepada ALLAH, bersikap menerima atas kehendak-NYA terhadap penghidupan kita.
3. Semangatmu Yang Menggebu Takkan Dapat Menembus Tirai Takdir
4. Tak Perlu Mengurus Urusan Allah
5. Mata Hatimu Buta Karena Dunia
6. Allah Memberi Bukan Karena Kehendakmu
7. Allah Tak Pernah Ingkar Janji
8. Pengorbanan dan Amal Shalihmu Tak Sebanding dengan KaruniaNya.
    (Bersambung)
     
    [Disunting dari Buku "Intisari Kitab Al Hikam" karya Ibnu Atha'llah. Penyunting Abu Fajar Al Qalami. Tahun 2005.Cetakan I.Penerbit Gitamedia Press]

    Selasa, 16 Februari 2010

    Sekedar Pemikiran

    Banyak hal yang terjadi saat ini tapi mengapa manusia tidak lagi sadar bahwa mereka sedar diuji.
    Banyak sekali kejadian yang membuat kita menangis, tertawa, melamun atau bahkan kaget, tapi mengapa manusia tetap saja diam. Malah mereka semakin merajalela, seakan-akan mereka "Dewa" yang tahu segalanya.
    Permasalahan demi permasalahan yang muncul ditangani dengan seenaknya tanpa melihat dan mempelajari semuanya ditangani dengan sembrono, dengan berteriak; melempar benda; memukul atau bahkan mengumpat, seolah-oleh semuanya dapat selesai dengan semua prilaku itu....
    Tidakkah kita dapat belajar dari masa lalu yang pernah kita lewati,
    Tidakkah kita dapat belajar dari masa lalu yang kelam, penuh riak kemunafikan dan perselisihan,
    Tidakkah kita belajar dari sebuah kegagalan,
    Tidakkah kita dapat bersikap arif bijaksana dalam melihat dan menghadapi sesuatu,
    Bertanyalah kepada dirimu tentang semua ini, apakah kita telah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya,